Sebelum masuk kedalam materi Blockchain, mari kita membahas sejarah terlebih dahulu yakni Jaringan Internet. Terhubungnya banyak jaringan komersil dan perusahaan, dan diluncurkannya World Wide Web pada sekitar tahun 1990 menjadi tonggak awal Jaringan Internet Modern. Banyak media komunikasi tradisional seperti radio, telepon, televisi dan surat kabar dibangun ulang didalam jaringan internet, dan lahir E-mail, Website, Video Straming dan Game Online. Banyak hal yang dikerjakan secara fisik diubah menjadi digital dan lebih praktis. Hal ini membuat perubahan besar pada gaya hidup, lingkungan sosial dan ekomoni kita saat ini. Perubahan besar pada bentuk informasi yang kita konsumsi ini meninggalkan masalah besar: Kepercayaan Digital. Bagaimana sesuatu yang digital ini bisa bersifat kredibel?


Pengertian Blockchain


Solusi dari permasalahan diatas adalah Blockchain. Blockchain berasal dari kata block yang berarti kelompok dan chain yang berarti rantai. Blockchain memiliki makna sebuah teknologi yang menciptakan kelompok-kelompok yang saling terhubung. Secara teknis, Blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang saling terhubung melalui kriptografi. Kenapa Blockchain dianggap sebagai solusi dari kepercayaan digital?

Sebelum membahas tentang Blockchain lebih jauh, kita harus pahami apa itu general ledger. Apa itu general ledger? General ledger adalah buku besar dalam bidang akuntansi. General Ledger (buku besar) adalah catatan akuntansi yang mengkompilasi setiap transaksi keuangan perusahaan untuk memberikan data yang akurat untuk laporan keuangan suatu perusahaan. General ledger juga berisi informasi terkait catatan setiap transaksi keuangan yang terjadi selama perusahaan beroperasi. Oke, sampai sini kita paham seberapa penting general ledger untuk ketersediaan data sebuah perusahaan.

Didalam konsep “Blockchain untuk mengamankan data”, sebuah blockchain sama seperti ledger namun tidak hanya berisi catatan transaksi keuangan saja. Blockchain juga dapat berupa sistem pencatatan pemilik tanah, pencatatan kasus kriminal, pencatatan keluar masuk barang di gudang, pencatatan pemungutan suara, pencatatan rekam medis dan masih banyak lagi. Nah, pada Blockchain ledger tersebut dibuat lebih aman dengan cara mendistribusikan salinan ledger tersebut ke beberapa pihak. Data didalam salinan ledger ini akan saling terkait satu sama lain menggunakan kriptografi. Sehingga jika kita ingin mengubah data didalam ledger, maka kita perlu mengubah data di sebagian besar pihak yang memiliki salinan ledger tersebut secara bersamaan. Semakin banyak pihak yang memiliki salinan ledger, maka integritas data akan semakin terjamin.


Sejarah


Setelah memahami pengerttian Blockchain, sekarang kita akan belajar tentang sejarah perkembangan Blockchain.


David Chaum (1982)

David Chaum
David Chaum

Seorang kriptografer asal Amerika, David Chaum, pertama kali mengusulkan sebuah protokol yang mirip dengan Blockchain didalam disertasi miliknya pada tahun 1982 yang berjudul : “Computer Systems Established, Maintained, and Trusted by Mutually Suspicious Groups.” yang disertasi ini selanjutnya juga ditulis didalam Bitcoin whitepaper. David Chaum juga dikenal sebagai pionir digital cash, dimana dia mengembangkan mata uang digital bernama eCash beberapa tahun kemudian.


Haber & Stornetta (1991)

Harber & Stornetta
Harber & Stornetta

Inovasi selanjutnya dilakukan dengan blocks (kumpulan data) yang diamankan menggunakan kriptografi oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta pada tahun 1991. Mereka memiliki tujuan untuk membuat sistem dimana timestamps dari sebuah data atau dokumen tidak bisa diubah atau dirusak. Pada tahun 1992, Haber, Stornetta dan Dave Bayer menggabungkan Markle Tree pada desain sistem mereka, yang dimana mampu meningkatkan efisiensi dengan kemampuan menempatkan banyak sertifikat dokumen didalam satu block. Mereka membuat perusahan yang bernama Surety dengan produknya AbsoluteProof yang berfungsi sebagai pengaman segel dari dokumen digital, dan menjadi perusahaan pertama yang mengimplementasikan Blockchain.


Satoshi Nakamoto (2008)

[Illustrasi Bitcoin / Satoshi Nakamoto]

Blockchain yang bekerja secara desentral pertama kali dikonsepkan oleh seseorang (atau sekelompok orang) yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Nakamoto mengembangkan sebuah desain Blockchain yang metodenya mirip dengan Hashcash dan memiliki timestamps disetiap blocknya, tanpa perlu divalidasi oleh sekelompok orang tertentu. Untuk memvalidasi, diperlukan parameter khusus agar sebuah block dapat ditambahkan kedalam chain. Sistem Blockchain ini dikenal dengan cryptocurrency Bitcon dimana Blockchain dimanfaatkan sebagai ledger dari setiap transaksi didalam jaringan Bitcoin. Bitcoin dan Blockchain menjadi game-changer dari perkembangan ilmu teknologi, ekonomi dan sosial.


Riset Akademik


[Illustrasi Riset]

Ilmu pengetahuan selalu berkembang beriringan dengan perkembangan teknologi. Beberapa riset akademik juga dilakukan oleh banyak universitas di negara maju. Mereka berlomba untuk menciptakan inovasi dan membawa teknologi Blockchain agar lebih mudah diterima khalayak umum. Contohnya pada Oktober 2014, MIT Bitcoin Club bersama dengan alumni MIT, mendanai mahasiswa Massachusetts Institute of Technology akses ke $100 bitcoin.

Internal Audit

Kebutuhan internal audit untuk menghasilkan efektifitas organisasi mungkin mengalami perubahan jika kita mengubah bentuk informasi ke sistem Blockchain. Institute of Internal Auditors (IIA) telah mengidentifikasi kebutuhan auditor dalam perubahan teknologi. Auditor memerlukan metode dan rencana baru untuk mengidentifikasi ancaman dan resiko. Organisasi non-profit American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) memberikan peran baru untuk auditor sebagai imbas dari blockchain.

Jurnal

Ledger
Ledger

Pada September 2015, diumumkan jurnal akademis pertama yang didedikasikan untuk cryptocurrency dan riset teknologi blockchain yang berjudul Ledger. Jurnal ini mencakup aspek matematika, ilmu komputer, teknik, hukum, ekonomi dan filosofi. Fokus utama dari jurnal ini adalah “Riset Teknologi Blockchain”. Jurnalnya bersifat umum dan di terbitkan pada tahun 2016 oleh University Library System milik University of Pittsburgh. Bisa kita akses pada link berikut.


Penutup


Anbi paham artikel ini masih jauh dari kata sempurna, karena kami admin di Anbidev juga masih melakukan pembelajaran lebih mendalam tentang teknologi Blockchain. Anbi harap teknologi Blockchain ini tidak dipandang sebelah mata. Karena seperti yang kita tahu, teknologi ada untuk mempermudah pekerjaan dan hidup kita. Dan karena teknologi ini memberikan jaminan keamanan data yang dimana menjadi issue yang agak besar di negara kita tercinta, Indonesia, maka Anbi harap bisa muncul banyak pegiat atau relawan yang ikut mengenalkan Blockchain. Anbi harap artikel ini bisa bermanfaat dan mudah dimengerti. Sekian terimakasih.