Pada saat artikel ini dibuat, sebulan yang lalu Mr. Zuckerberg secara resmi mengumumkan rebranding atau penggantian nama perusahaan, yang awalnya Facebook menjadi Meta. Perubahan nama ini tentu saja mempengaruhi arus informasi disekitar kita. Bagi kita orang awam mungkin menyadari perubahan splash screen atau halaman lain didalam sosial media yang biasa kita gunakan seperti Instagram, Facebook dan Whatsapp. Yang awalnya “From Facebook” menjadi “From Meta”. Dimana sosmed yang Anbi sebutkan barusan adalah milik Facebook, atau sekarang kita sebut dengan Meta. Untuk beberapa orang yang mungkin sedang belajar tentang Blockchain, Crypto, atau mungkin AR/VR Development tentu saja topik ini berisi banyak tantangan yang akan kita hadapi dan juga kesempatan yang bisa kita dapatkan. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Penggantian nama Facebook menjadi Meta diumumkan pada event Facebook Connect. “Today we are seen as a social media company, but in our DNA we are a company that builds technology to connect people, and the metaverse is the next frontier just like social networking was when we got started” ucap Mr. Zuckerberg. Yang intinya, tujuan Meta bukan hanya sebuah perusahaan sosial media, namun juga merupakan perusahaan yang membangun teknologi untuk membuat manusia saling terhubung, dan metaverse adalah tujuan selanjutnya seperti sosial media yang sudah ada.


Apa itu Metaverse


Lalu apa itu Metaverse? Dan kenapa Mr. Zuckerberg mengganti nama dan merubah arah tujuan dari perusahaanya?

Kita mulai dari definisi dasar, Metaverse berasal dari kata “meta” yang berarti “lebih komprehensif atau melampaui” dan “universe” yang berarti “semesta”. Metaverse memiliki makna, sebuah semesta yang lebih komprehensif dan melampaui semesta yang sudah ada atau yang kita tinggali saat ini. Didalam bidang teknologi, metaverse adalah sebuah dunia virtual bisa 2D atau 3D yang diciptakan dan bisa dijelajahi bersama pengguna lain tanpa bertemu secara tatap muka. Didalam metaverse, kita menggunakan avatar untuk berinteraksi dengan pengguna lain. Gampangnya sama seperti saat kita bermain game dengan teman kita seperti pada game yang biasanya bergenre MMORPG.

Konsep metaverse pertama kali disebutkan pada novel fiksi ilmiah yang berjudul Snow Crash karangan Neal Stephenson pada tahun 1992. Disebutkan, kita manusia, sebagai avatar, dapat berinteraksi satu sama lain didalam dunia virtual tiga dimensi, yang berjalan layaknya dunia nyata. Lalu ada juga novel fiksi ilmiah lain berjudul Ready Player One karangan Ernest Cline pada tahun 2011. Menceritakan keadaan bumi pada tahun 2045 yang mengalami krisis energi, pemanasan global, problematika sosial dan ekonomi. Terdengar seperti sebuah distopian, tidak layak untuk dihuni. Pada masa depan manusia mencari pelarian dari dunia nyata, dan Metaverse Oasis hadir sebagai utopia. Ready Player One diadaptasi menjadi Film dan rilis pada tahun 2018.

Apa yang bisa kita lakukan di dalam Metaverse? Banyak hal yang diungkapkan oleh Mr. Zuckerberg pada video tentang Metaverse disini. Anbi ambil beberapa poin pentingnya saja. Didalam Metaverse kita bisa hidup dan bermukim sama halnya didunia nyata, bermain games, menjalankan rapat formal, atau mungkin belajar. Interaksi didalam metaverse dikembangkan dengan mengedepankan User Experience yang baik. Bagi kalian yang mempelajari Programming dan 3D Modelling, kalian bisa mendalaminya dan bisa juga menciptakan Metaverse sendiri. Tentu saja, mungkin Meta akan mempeloporinya, tapi Anbi tekankan bahwa metaverse adalah sebuah konsep dunia virtual, dan bukan merupakan produk dari Perusahaan Meta. Bisa saja nantinya pelopor metaverse ini bukanlah Meta milik Mr. Zuckerberg. Bisa saja perusahaan besar seperti Microsoft atau Apple yang bahkan lebih dulu menciptakan Metaverse.


Kebutuhan untuk Metaverse


Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk terjun kedalam metaverse.

Internet

Metaverse memungkinkan penggunaan bandwidth yang cukup besar dan kecepatan yang tinggi mengingat metaverse ini berjalan secara real-time. Tentu saja, banyak negara sudah mengimplementasi jaringan 5G termasuk Indonesia. Namun di beberapa negara maju sudah mulai mengkaji untuk 6G.

Perangkat

Menurut Anbi, hal yang paling penting dalam Metaverse adalah hardware yang kita gunakan. Tentu saja, kita perlu media untuk kita bisa merasa hidup didalam semesta Metaverse. Secara teknis, layar laptop atau PC kita bisa digunakan, namun untuk User Experience yang lebih baik kita perlu menggunakan Headset VR.

Ekonomi

Metaverse berjalan seperti dunia nyata, sehingga pasti ada juga roda ekonomi didalamnya. Dompet dan mata uang digital sangat diperlukan untuk menyimpan kontrak atas aset yang akan kita beli atau sudah kita miliki didalam Metaverse.

Mental

Kita selalu bertanya “kemana masa depan akan membawa kita?”, namun pertanyaan sebenarnya adalah “kemana kita akan membawa masa depan?”. Keberadaan Metaverse ini mungkin terlalu cepat untuk Negara kita tercinta, Indonesia. Selain karena pemerataan akses Internet yang belum optimal, pola pikir masyarakat juga banyak yang masih tradisional dan enggan menerima teknologi baru. Manusiawi jika memikirkan, tidak semua orang bisa beradaptasi terhadap lingkungan baru. Anbi harap pembaca bisa berpikir lebih terbuka dan melihat dari sudut pandang lain.


Sudah seberapa jauh Metaverse?


Anbi nulis panjang lebar, memangnya sudah seberapa jauh sih Metaverse ini dikembangkan?

Perlu diperhatikan Metaverse ini belum ada, dan menurut Mr. Zuckerberg mungkin baru bisa kita gunakan adalah lima sampai sepuluh tahun kedepan. Waktu yang cukup lama mungkin ya. Namun ini merupakan waktu yang bagus untuk kita bersiap-siap akan datangnya masa depan. Banyak hal yang bisa kita pelajari saat ini. Teknologi blockchain dan web 3.0, ekonomi cryptocurrency, asset digital seperti Token Coin dan NFT, 3D Modelling, AR/VR Development, Artificial Intellegence dan masih banyak lagi. Tinggal kita pilih mau menjadi pengguna atau pelaku, choose your side guys.

Jika menengok tentang kebutuhan metaverse diatas, tentunya sudah banyak teknologi yang sudah dikembangkan dan bisa kita lihat. Seperti sudah dikembangkannya perangkat VR Headset oleh Oculus, Sony dan Valve. Juga teknologi blockchain sebagai buku besar atau ledger dari cryptocurrency membuat sebuah sistem ekonomi menjadi aman dan desentral. Teknologinya sudah ada, tinggal kita lihat saja, manakah perusahaan yang akan menjadi pionir dari metaverse. Menjadi pionir adalah sebuah keuntungan dimana metaverse pertama yang diciptakan bisa saja menjadi semesta utama yang banyak diminati dan akan kita tinggali. Semesta selanjutnya mungkin hanya sebagai tempat rekreasi atau kunjungan saja. Nah, sudah siapkah kalian dengan metaverse?


Semoga artikel ini bisa bermanfaat. Terimakasih.